Thursday, March 22, 2007

'Dosa' Artis

Kira-kira seminggu yang lalu, saya ditugaskan untuk mendokumentasikan program-program stasiun televisi swasta tempat saya bekerja. Istilah kerennya: photo session. Foto-foto ini di-stok untuk keperluan promo seperti annual material (kalender, agenda, dll), banner, iklan, dan lain sebagainya.

Setelah janji-sana janji-sini dengan para produser, suatu malam, berangkatlah saya ke studio tempat salah satu program ditayangkan live. Kami pergi beramai-ramai: saya, seorang fotografer, seorang anak magang yang membantu fotografer, seorang rekan yang juga fotografer di departemen saya, seorang rekan yang menyupiri, dan seorang rekan penggembira.

Sampai di studio, kami sempat menonton episode taping. Rencananya, photo session akan diadakan pada jeda waktu antara episode taping dan episode live.

Setelah episode taping selesai, kami pun menyiapkan berbagai peralatan untuk memotret. Ketika lampu dan lain-lainnya rapi terpasang, si host yang akan dipotret malah menghilang. Produser pun meminta anak buahnya memanggil si host yang sekarang lumayan terkenal itu. Namun anak buahnya kembali tanpa si host.

Ternyata eh ternyata, si host tidak mau dipotret sekarang. Ia bilang nanti saja setelah shooting live. Ya ampun! Itu berarti jam 11 malam kami baru bisa mulai photo session. Saya mengumpat sebal dalam hati. Si produser pun tak bisa berbuat apa-apa kecuali meminta maaf pada kami.

Usut punya usut, si host tersinggung dengan ulah salah seorang bintang tamu pada episode taping. Jadi dia ‘ngambek’. Aduh, kok kayak anak kecil saja sih?

Akhirnya, untuk membunuh waktu, kami pun makan bakso di depan studio. Sambil makan, si rekan fotografer bercerita bahwa kejadian ini bukan apa-apa. Seorang artis lain yang menjadi host di stasiun TV tetangga pernah melakukan hal yang lebih ‘dahsyat’ lagi.

Ceritanya, si host itu datang ke studio dan sebal menunggu seorang kru yang terlambat datang. Tanpa ba-bi-bu, ia pun pulang. Shooting pun batal. Wah, bagaimana dengan para penontonnya ya? pikir saya. Ibu-ibu rumah tangga yang kebanyakan menggemari acara itu kan susah payah datang ke studio untuk menonton acaranya langsung. Kasihan juga mereka. datang dengan semangat dan pulang tanpa apa-apa. Padahal yang mereka cari cuma kenangan telah menonton artis idolanya secara langsung di program kesayangannya. Dan, FYI, hal itu tidak terjadi hanya sekali.

Makanya, ketika seorang rekan bilang, “Enak banget jadi artis, bisa seenaknya. Kita jadi artis aja yuk!” saya malah berpikir, nggak ah, ‘dosa’-nya banyak, bikin orang kesel juga. Waktu itu saja sudah ada enam orang yang kesal sama artis pria yang terkenal dengan jargon k****** ** ****** itu. =D

12/9/06 10:13:18 PM

No comments: